Mengenal Budaya Menumbuk Padi, “Mecaq Undat” yang Masih Lestari di Kongbeng

Kronikkaltim.com – Budaya menumbuk padi, “Mecaq Undat“ merupakan salah satu kegiatan adat yang dilakukan masyarakat Dusun III Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng, Kutai Timur (Kutim), Kaltim, usai panen padi. Budaya ini adalah sebuah tradisi unik yang masih dilestarikan masyarakat setempat sebagai wujud kesyukuran kepada Sang Pencipta atas rezeki berupa limpahan hasil panen padi yang diperoleh.

Tradisi yang merupakan salah satu kesenian budaya ini digelar masyarakat Dusun III Marga Mulia, Kecamatan Kombeng pada Jumat (30/04/21) kemarin. Acara ini juga dirangkai dengan silaturahmi bersama pemerintah daerah dan mempersembahkan berbagai kesenian seperti tari-tarian.

Kegiatan ini dilakukan beberapa wanita dan laki-laki. Alat yang digunakan yaitu berupa sebuah lesung yang besar dan panjang serta beberapa alu digunakan pada masing-masing orang yang terlibat di dalamnya. Warga disini melakukan gerakan seperti menumbuk padi pada lesung, namun menciptakan irama yang sinkron dan serasi antara tumbukan yang satu dengan yang lainnya. Sebuah adat budaya yang mulai jarang terlihat di era modern ini.

Pesta panenan Mecaq Undat disebutkan sebagai kesenian adat Dayak sejak lama, dan sudah turun temurun di tempat itu, yang diikuti seluruh petani. Ritual ini dilakukan bersama menumbuk padi dalam lesung panjang menggunakan kayu panjang pula sebagai alat tumbuk.

Baca Juga: “Mecaq Undat“ Bakal Jadi Program Tahunan Promosi Pariwisata-Budaya Pemkab Kutim

Saat acara dimulai, para pemukul padi tampak menggunakan pakaian khas tradisional etnis Dayak. Selain bentuk suka cita, Mecaq Undat juga dimaksudkan untuk mempertahankan warisan budaya leluhur yang dikhawatirkan makin ditinggalkan generasi muda.

Kepekaan warga Dusun III Marga Mulia dalam menjaga budaya para leluhurnya, memang masih sangat kental. Setiap tahun masyarakat setempat melaksanakan tradisi Mecaq Undat sebagai wujud kesyukuran kepada tuhan yang maha esa pasca panen. (Red).