Saya Menyesal: Dalang Penembakan DIP Akhirnya Buka Suara

Kronikkaltim.com – Aula Mapolresta Samarinda, Selasa (6/5/2025), mendadak seperti panggung “reality show” kriminal. Sepuluh tersangka berjejer rapi dalam balutan baju oranye khas tahanan. Tapi satu orang, dengan masker hitam dan tatapan kosong, tampak seperti karakter utama dalam drama balas dendam—dia adalah R.

R bukan tokoh fiksi. Ia nyata, dan menurut polisi, ialah aktor intelektual di balik penembakan Deddy Indrajid Putra (DIP) yang terjadi Minggu dini hari (4/5) di Jalan Imam Bonjol, Samarinda.

Cerita ini bukan soal geng motor atau film laga. R menyusun aksi ini dengan gaya “manajerial”—membuat rencana sebulan sebelumnya, membentuk tim, dan memilih adiknya sendiri, Ij, sebagai eksekutor. Motifnya? Dendam yang mendidih sejak 2021.

“Korban sudah membunuh kakak saya Jumriansyah di tahun 2021. Dendam itu tidak hilang. Tapi sekarang saya menyesal,” ujar R di hadapan penyidik.

Dendam tuntas. Tapi jiwa tak lega. “Saya minta maaf untuk keluarga korban. Saya sadar ini bukan jalan yang benar,” tambah R, kini bukan sebagai dalang, tapi sebagai manusia yang gagal menaklukkan amarah.

Senjata api yang digunakan dalam eksekusi juga sedang ditelusuri. Katanya sih milik R, tapi dari mana asalnya? Polisi masih mencari tahu: beli, pinjam, atau hasil transaksi yang ‘di bawah meja’.

Kapolresta memastikan seluruh tersangka akan dihukum sesuai porsinya:

“Mulai dari pasal 340 KUHP untuk pembunuhan berencana, pasal 338 untuk pembunuhan, hingga pasal 55 terkait kepesertaan,” tegasnya.

Kini R dan ‘timnya’ menghadapi konsekuensi hukum. Dendam boleh tuntas, tapi hidup tak punya tombol reset.(*)