Potensi Tradisi Pelas Laut Desa Sekerat: Pintu Dunia Mengenal Kutim

Potensi Tradisi Pelas Laut Desa Sekerat: Pintu Dunia Mengenal Kutim

Tutup Festival Sekerat Nusantara, Bupati Kutim Tekankan Tradisi Khas Adat Pendukung Pariwisata

Perahu Naga dalam Pelas Laut, Festival Sekerat Nusantara (foto: dokumen kronikkaltim)

Kronikkaltim.com – Masyarakat Kutai di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur, ternyata memiliki suatu tradisi unik yang sudah diwariskan turun-temurun. Tahun ini tradisi bernama Pelas Laut dengan ornamen perahu naga itu digelar menjelang pembukaan Festival Sekerat Nusantara, Sabtu (17/7/2022) lalu.

Perahu naga dalam tradisi Pelas Laut dibuat masyarakat setempat dari batang kayu kuini. Pembuatan perahu itu sendiri nyaris memakan waktu satu bulan.

Pada upacara adat itu, masyarakat menggotong perahu ke pantai, kemudian perahu diberi alas kain kuning untuk selanjutnya ditarik ke tengah laut. Di tengah laut sesajen dilepas.

Meski begitu, perahu naga itu tidak ikut dilarung, melainkan kembali ditarik ke pantai. Sebelum prosesi itu dilakukan, terlebih dahulu dilakukan ritual adat Kutai yang dikenal dengan sebutan tepung tawar.

Baca juga: Tiba di Pantai Sekerat, Kasmidi Saksikan Keseruan Lomba Memasukkan Pulpen Dalam Botol

Agenda upacara adat dilakukan tetua adat Kutai Desa Sekerat, dipimpin Ahmad Dani. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang pun hadir dalam upacara tersebut.

Begitu juga dengan Kepala Desa Sekerat Sunandhika, hadir bersama Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Shodikin, Sekda Rizal Hadi, Anggota DPRD Kutim Asmawardi, Kepala Dinas Pariwisata Kutim Nurullah, serta sejumlah Kepala dan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan undangan lainnya.

“Kali ini kita berada di pantai dengan Pelas Laut, sepeti yang kita lihat tadi perahu naga yang dibuat masyarakat setempat, saya dengar berita hampir sebulan diselesaikan itu dibuat dari pohon kuini yang ada di sini ditebang,” ujar Bupati Ardiansyah yang kala itu didamping Kadis Pariwisata Kutim Nurullah.

“Alhamdullilah, perahu itu tidak dilepas tapi setelah isinya ‘dibuang’ itu dikembalikan dan akan dijadikan sebagai monumen. Nanti tahun depan (acara yang sama) dilepas lagi dan seterusnya,” tutur Ardiansyah.

Ardiansyah berharap, Pelas Laut dalam agenda Festival Sekerat Nusantara tahun depan bisa dirancang lebih maksimal.

“Dengan kondisi maksimal seperti ini kita bisa mendatangkan menteri. Saya yakin tahu depan kita bisa mengundang menteri, makanya saya minta dinas pariwisata, PU koordinasi sesegera mungkin untuk meningkatkan fasilitas di sini,” ucapnya.

Pelas Laut ornamen Perahu Naga juga disinggung Bupati Ardiansyah pada acara penutupan Festival Sekerat Nusantara pada, Sabtu (23/7/2022) malam. Upacara adat itu dinilai memiliki potensi besar untuk pendukung pariwisata. Mirip pergelaran budaya yang dilaksanakan rutin di Kutai Kartanegara yang sukses meningkatkan kunjungan turis dari berbagai negara di dunia. Jika tradisi adat Kutai Desa Sekerat itu disajikan dengan baik, bukan tidak mungkin menjadi pintu dunia mengenal Desa Sekarat khususnya, dan Kutim secara umum.

Ardiansyah mengatakan, Kutai pada umumnya, hanya ada kegiatan Erau yang begitu besar, melabuhkan naga hanya ada di Tenggarong, tidak ada di Kutai-Kutai lain yang ada.

“Tapi ternyata di Pantai Sekerat ini sudah turun temurun kegiatan pelas laut menurunkan naga, dalam artian sebagai simbol dari pada budaya dan adat Kutai. Saya melihat ini ikon yang sangat luar biasa, kemudian ini dikemas sedemikian rupa ini akan menjadikan salah satu sumber ke khasan Desa Sekerat,” ucap Ardiansyah.(*).

Imran