Ekspresi Bahagia Kasmidi Saat Nonton Lomba Perahu Tradisional, Rangkaian Mubes KKB Tebengan Lung

Kronikkaltim.com – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Kasmidi Bulang meluapkan kebahagiaan ketika menyaksikan lomba perahu tradisional di Desa Long Pejeng Kecamatan Busang, Jumat (15/7/2022). lomba itu digelar sebagai rangkaian Musyawarah Besar (Mubes) Kerukunan Keluarga Besar (KKB) Tebengan Lung.

Kasmidi tidak sendiri, dia didampingi sejumlah tokoh adat.

Dalam Mubes KKB Tebengan Lung Kaltim dan Kaltara, Kutim dipercaya menjadi tuan rumah pelaksana kali ini. Berbagai lomba dilaksankan sebagai rangkaian momen memilih kepengurusan baru di kerukunan Dayak Kenyah tersebut.

“Seperti yang saya saksikan sore ini, pertandingan final lomba perahu tradisional, tentunya ini bagian daripada budaya yang harus dilestarikan. Kemudian saya juga menyaksikan final sepakbola yang merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Mubes KKB Tebengan Lung,” ujar Kasmidi.

Dirinya menilai, dengan adanya kegiatan ini bisa membantu UMKM yang ada di sekitar acara ini, khususnya pelaku usaha di Desa Long Pejeng, seperti usaha kerajinan tangan, sovenir dan usaha lainnya.

“Kita berharap acara ini berdampak positif dari sisi perekonomian masyarakat. Selain itu mempererat silaturahmi sesama warga Dayak, khususnya warga Dayak Kenyah. Atas nama pemerintah daerah menyampaikan apresiasi bagi kontingen yang hadir, baik dari Kaltim, Kaltara dan Malaysia,” tuturnya.

Sementara itu, ditemui di tepi Sungai Atan Busang tempat berlangsungnya lomba perahu tradisional, Matius Bilang Kepala Desa Long Pejeng mengatakan lomba perahu tradisional  yang digelar merupakan beberapa rangkaian acara Mubes KKB Tebengan Lung. Selain itu juga digelar lomba kerohanian yaitu paduan suara, vokal grup, kesenian dan budaya

“Untuk seni budaya selain perahu tradisional juga menyumpit, sedangkan lomba olahraga ialah sepakbola, bola voly, bulutangkis dan lari 100 meter,” ujar Matius.

Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh kontingen dari Kutim, tapi juga dihadiri kontingen dari Kukar, Malinau, Berau,Bulungan,dan Samarinda,  bahkan ada yang datang dari Negeri Jiran Malaysia.

“Ini merupakan upaya untuk melestarikan adat dan budaya masyarakat Dayak Kenyah dan dilaksanakan tiga tahun sekali,” ujarnya. (Kominfokutim/Daus).