Kutim dalam Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Manajemen Home Stay

Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Timur (Kutim) mengadakan pelatihan tata kelola distinasi pariwisata (dokumen kronikkaltim)

Kronikkaltim.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Timur (Kutim) mengadakan pelatihan tata kelola distinasi pariwisata selama empat hari, mulai 7 hingga 10 September 2020. Kegiatan diantaranya dilaksankan di Cafe Teras Baled Sangatta.

Dengan peserta dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), materi kegiatan dibagi menjadi dua sesi dengan tema dan pokok pelatihan berbeda. Yakni, manajemen pemasaran destinasi dan pelatihan home stay atau pondok wisata.

Selain Pokdarwis, peserta kegiatan juga diikuti para supir travel melalui organisasi atau asosiasinya dan usur masyaratakat serta aparatur desa.

Kepala Bidang Kerjasama dan Usaha Jasa Pariwisata Dispar Kutim, Jamri SE didampingi Ahmad Rifani SE, Kasi Objek Wisata mengatakan, pelatihan tata kelola distinasi pariwisata dan pelatihan manajemen Home stay atau pondok wisata dapat memperbaiki kualitas pelayanan kepariwisataan dan diharapkan bisa membawa perubahan pada wajah destinasi dengan menerapkan dan mengaplikasikannya melalui peran kelompok masyarakat sebagai ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan pengunjun atau wisatawan.

“Pelatihan konsep pengembagan distinasi wasita, pengenalan konsep distinasi wisata, konsep pariwisata, kemuian konsep-konsep apa aja saja yang harus dilakukan untuk mendukung pariwisata di Kutai Timur,” terangnnya.

Dalam kegiatan yang digelar selamat empat hari itu, para peserta diberikan materi agar dapat memahami pengelola Objek Wisata dan Pengelola home stay dengan tujuan agar para peserta pelatihan mengerti atau memahami cara mengelola destinasi yang baik. Inj dilakalukan agar wisatawan kelak merasa nyaman apabila berada di destinasi atau lebih dkenal dengan sapta pesona (7 pesona) yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan.

Zahir, Pokdarwis Teluk Kabba, Sangatta Selatan yang turut menjadi peserta pun mengaku bangga dan senang dapat mengikuti pelatihan tersebut.

“Alhamdullilah, dengan pelatihan yang selama ini kita lalui yaitu tata kelola wisata dan pelatihan home stay atau pondok wisata. Ternyata home stay ini tidak seperti yang dipikirkan, semacam rumah kos-kosan. Home stray itu adalah rumah warga atau ada penghuninya, segingga dalam konsep home stay tentunya kedepan kita bersama warga sekitar untuk meningkatkan pendapatan ekonomi,” ujar Zahir.

Didalam dunia pariwisata sebelum destinasi diperkenalkan dan dijual, terlebih dahulu harus menyiapkan aspek utama yang harus dimiliki, yaitu atraksi, aksesibilitas, amenitas dan ancilliary (organisasi/lembaga yang mengatur/mengelolanya). Ini menjadi penting karena walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan amenitas yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus maka ke depannya pasti akan terbengkalai.

Zahir dalam hal ini mengemukakan, Pokdarwis atau organisasi sebuah destinasi akan melakukan tugasnya. Bagaikan sebuah perusahaan yang mengelola destinasi sehingga bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti pemerintah, masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder lainnya.

“Dengan ilmu yang kita dapat melalui pelatihan ini mudah-mudahan bisa ditingkatkan dan bisa diterapkan di wilayah Pokdarwis masing-masing,” ucap Zahir.

Adapun narasumber pelatihan tata kelola distinasi pariwisata yaitu Fauzan Noor SE, direktur of promosion Badan Promosi Pariwisata Daerah Kalimantan Timur, dan Suarni, Ketua Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI Kutim), serta Manajer Hotel Royal Victoria Sangatta. (ersa).